"Muslimah itu anugrah, ia lembut tapi tak lemah, mempesona tapi bersahaja, ia mengerti bagaimana menjaga akhlak dan kemuliaannya, menjaga dirinya dari yang bukan mahram, begitulah ia seharusnya, ia akan istimewa!"

Kamis, 01 Desember 2011

Setiap Hati Pernah Ternoda

 Setiap orang pasti pernah punya hati yang ternoda.
Rasa kagum ataupun cinta pasti pernah hadir menyelip di sela-selanya.
...Tidak apa-apa itu fitrah.
Tapi yang jadi masalah adalah pilihan kita terhadap tindakan selanjutnya. Apakah rasa itu qt pupuk agar semakin indah, kita diamkan disudut terdalam, atau kita coba tekan dan redam. Yang pasti, sangat susah utk menghapusnya begitu saja,,,

Rasa itu hadir, tak peduli siapa penghuni sang hati.
Seorang Da'I pun tak lepas dari tamu yang satu ini.
Ia bisa mendatangkan rahmat, jika ia datang pada hati yang tepat.

Hati dua insan Allah yang telah mengumandangkan ijab kabul.
Tapiii ia juga bisa mendatangkan murka, jika ia memancing maksiat, walaupun itu hanya "sekedar" zinanya hati yang merindu pada 'ia' yg belum halal untukmu,,,


Memang susah, karena sejatinya ia adalah fitrah.
Tapiii, bukankah kita sudah ditempa oleh Tarbiyah???
Kita mengaku sang aktivis dakwah.
Maka masih pantaskah rasa yang belum halal itu hadir menyemai bunga di hati kita???
Ia yang selalu menerima sms-sms perhatian kita???
Ia yang menodai ikhlas kita dalam amal yang tak seberapa???
Naudzubillahi mindzalikh,,,


Betapa durhakanya kita, jika menggantikan singgasana yang seharusnya menjadi tempat Rabb Tertinggi, Sang Pemilik Cinta Abadi, dengan ia yang hanya manusia biasa.
Betapa durhakanya kita, jika demi meng-sms-sms-nya kita pertaruhkan larangan Rabb kita,,,
Betapa durhakanya kita mengkhianati Sang Pemberi semua cinta di sekelilingi kita,,,,


Ingatan ana, bahwa prajurit-prajurit yang menemani perang Rasulullah adalah mereka yang malam-malamnya ditempa dengan sujud-sujud panjang, jauh dari maksiat kecil apapun.
Lalu apa harapan kita pada dakwah yang diusung oleh orang-orang yang hati dan sikapnya ternoda????


Pernah, ada seorang akhwat bercerita pada ana, tentang seorang lelaki yang Alhamdulillah sudah jadi ikhwah (benarkah???)
Ia,,, masih sering meng-sms akhwat itu, dengan panggilan "adikku", dengan nada-nada yang mencerminkan perhatian.
Di akhir salah satu sms-nya, ia berpesan "jangan ceritakan ma orang lain ya?!!"
Sungguh, aku tertawa dalam hati.
Betapa munafiknya ia, membohongi dunia dengan penampilan ikhwannya.
Ga ada artinya!!!
Kau ingin orang lain menilaimu sebagai seorang alim, lalu tak pedulikan Allah padamu?!!!!!!



Untukmu dan juga untukku, dan semua yang mempunyai ilmu,,
kita yang seharusnya menjadi barisan terdepan untuk mengingatkan orang-orang tentang cinta hakiki Ilahi Rabbi,,,
buka barisan terdepan dalam daftar "yang berguguran dijalan dakwah" atau "yang tidak sehat tarbiyahnya" atauuuu,,,, entahlah,,,,,



Memang susah, karena sejatinya ia fitrah.
Tapiii cobalah bertahan, jaga sikap dan padangan atau segerakanlah pernikahan atau berpuasalah,,,, yang pasti, jika kita bertahan dalam puasa hati yang panjang ini, Allah akan menghadirkan pembuka yang istimewa, yang didapatkan dengan perjuangan dalam menjaga dan RidhoNya... Sudah pasti menaungi rumah tangga kita.


Ingat kisah Ali dan Fatimah??
Bukankah kisah cinta mereka seharusnya menjadi teladan.
Saat ijab kabul telah diucapkan, ada Rahasia yang terbuka. Bahwa satu sama lain pernah saling mengagumi.
Tetapi Subhanallah,,, begitu besar penjagaan mereka terhadap hati yang rapuh.
Hingga syaitan pun tak berhasil meraba ada cinta yang pernah ada. Dan saksikanlah siapa yang memperjuangkan cinta mereka.
Allah, Sang Maha Segalanya, Betapa indahnya, bahkan langitpun menjadi saksi,,,


Tak inginkah kita untuk berharap mengalaminya???

Allah-lah yang memperjuangkan cinta kita, hingga saat skenario terindah itu terlaksana dengan bangga kita berkata "pernah ada kagum yang tak terucapkan,,,,"



♥ Rasa itu hadir, tak peduli siapa penghuni sang hati..
Hingga saat skenario terindah itu terlaksana dengan bangga kita berkata,,
"pernah ada kagum yang tak terucapkan,,,,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar